Tidak
salah lagi, kurma sudah pasti jadi makanan favorit khas Ramadhan. Sebagai
makanan pembuka, kurma memang berada di urutan paling atas yang dianjurkan oleh
Rasulullah saw.
Tapi kita mungkin belum begitu mengetahui ada apa di balik buah
kurma itu sebenarnya. Manfaat apa saja yang ada dalam buah kurma sehingga Rasul
yang menganjurkan kurma sebagai salah satu menu buka puasa kita?
Sejarah
kurma
Kurma
berasal dari jazirah Arab (Timur Tengah), dan nama latinnya adalah Phoenix
dactilyfera. Dinamakan begitu konon karena memang ada hubungannya dengan burung
Phoenix yang bisa bereinkarnasi setiap kali ingin mati-Ini kepercayaan orang
Mesir dan Yunani kuno.
Beberapa
tahun ini, beberapa peneliti Israel mulai melirik untuk membudidayakan pohon
kurma (seperti dilansir LiveScience.com). Israel menanam biji kurma yang
usianya sampai 2000 tahun. Sampai sekarang, nih pohon baru setinggi 30 cm.
Rencananya sih mereka bakal meneliti DNA pohon itu biar tahu bisa tidak pohon
zaman purba memberikan manfaat buat kehidupan modern.
Manfaat
kurma
Banyak
manfaat kurma yang baru terkuak di zaman ini, khususnya buat kesehatan. Dari
Salman ibn 'Aamir, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah
seorang di antara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma sebab
kurma itu berkah, kalau tidak ada, maka dengan air karena air itu bersih dan
suci." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Kenapa
mesti kurma? Jika kita berbuka puasa, organ pencernaan kita (khususnya lambung)
butuh sesuatu yang lembut biar bisa bekerja lagi dengan baik. Jadi makanannya
harus yang mudah dicerna dan juga mengandung gula dan air dalam satu makanan.
Tidak ada makanan yang mengandung gula dan air yang lebih baik daripada yang
disebutkan oleh hadits Rasul. Nutrisi makanan yang paling cepat bisa dicerna
dan sampai ke darah itu adalah zat gula, terlebih makanan yang mengandung satu
atawa dua zat gula (kalau tidak glukosa, ya sukrosa).
Nah,
untuk hal ini kurma adalah makanan yang paling baik. Kurma mengandung zat gula
yang tinggi yaitu antara 75-87% dan glukosanya sebanyak 55%, fructose
(fraktosa) 45% lebih tinggi dari jumlah protein, minyak dan beberapa vitamin
(seperti vitamin A, B2, B12), dan sejumlah zat penting laen kayak kalsium,
phosphor, potassium, sulfur, sodium, magnesium, cobalt, seng (zinc), florin,
nuhas (tembaga), salyolosa, dan sebagainya. Fraktosa bakal diubah jadi glukosa
dengan cepat dan langsung diserap oleh organ pencernaan, lantas dikirim ke
seluruh tubuh, khususnya ke organ-organ inti seperti otak, syaraf, sel darah
merah, dan sel pembersih tulang.
Seperti
yang kita ketahui, di ujung puasa kita setiap harinya, glukosa dan insulin
dalam darah yang datang ke katup hati akan bergetar. Artinya proses buka puasa
kita bakal meminimalisir pemakaian glukosa yang diambil dari organ hati dan
sel-sel ujung (seperti otot-otot en sel syaraf) jadi sesuatu yang bisa
menghilangkan setiap zat yang terkandung dalam gelokogen hati. Saat-saat
seperti ini, organ-organ sangat bergantung untuk mendapatkan energi dari CO2
(karbondioksida) kimiawi dan oksida glukosa yang terbentuk dalam hati dari asam
amino dan gleserol.
Jadi,
melentur dan memanjangnya organ penyerap makanan jadi sangat berarti.
Maksudnya, penyerapan glukosa yang cepat di dalam katup pembuluh darah vena di
hati akan masuk ke dalam organ hati untuk pertama kalinya, kemudian masuk ke
sel otak, organ pencernaan, otot-otot, dan seluruh jaringan tubuh yang laen.
Makanya, zat gula itu makanan terbaik buat tubuh karena bisa menghentikan
oksidasi karbon kimiawi, memangkas zat-zat berbahaya dalam tubuh, dan bisa
meminimalisir lemahnya serta gemetarnya organ pencernaan. Cukup rumit ya?
Dr.
Hissam Syamsi Basya dalam tulisannya menjelaskan berdasarkan penelitian
biokimia, satu kurma yang kita makan itu mengandung air 20-24%, gula 70-75%,
2-3% protein, 8,5% serat, dab sedikit sekali kandungan lemak jenuhnya
(lecithine). Lain lagi dengan kurma mengkel (atau Ruthab) yang mengandung 65-70%
air, 24-58% zatgula, 1,2-2% protein, 2,5% serat, dan sedikit mengandung lemak
jenuh. Dr. Ahmad Abdul Ra'ouf en Dr. Ali Ahmad Syahhat pernah melakukan
penelitian kimiawi dan fisiologi terhadap kurma, hasilnya? Menakjubkan! Coba
lihat:
Jika
kita buka puasa dengan kurma ruthab atawa tamar, persentase kandungan zat gula
kita akan naik, artinya bisa membantu mengilangkan penyakit anemia (kurang
darah). Oya, ruthab itu artinya kurma yang mengkel, yang masih segar, dan juga
matang di pohon. Nah, kalo tamar itu kurma matang kering yang banyak terdapat
di Indonesia (misalnya yang banyak dijual di Pasar Tanah Abang, Jakarta).
Waktu
lambung kosong karena tidak makan seharian, pas buka, lambung, akan lebih
gampang mencerna dan menyerap makanan kecil yang mengandung gula, malah lebih
cepat dan maksimal lagi.
Kandungan
zat gula dalam ruthab dan tamar (tentunya dalam bentuk kimia sederhana)
menjadikan proses pencernaan di lambung jadi sangat mudah, soalnya 2/3 zat gula
yang ada dalam tamar dan ruthab bisa meningkatkan kadar gula dalam darah dalam
waktu yang singkat.
Selain
itu, kita juga tidak perlu minum banyak-banyak lagi sewaktu buka jika kita
makan ruthab atau tamar, karena sudah mengandung air 65-70%?! Tetapi sangat
tidak dilarang untuk minum pun.
Subhanallah. Tidak heran jika Rasulullah menganjurkan kurma sebagai salah satu makanan pembuka puasa kita yang utama. (in/sa/berbagaisumber)
Subhanallah. Tidak heran jika Rasulullah menganjurkan kurma sebagai salah satu makanan pembuka puasa kita yang utama. (in/sa/berbagaisumber)
Sumber:
http://www.eramuslim.com/
No comments:
Post a Comment