
Curug Cigumawang berada di daerah Padarincang, kabupaten Serang. Jalan menuju curug itu bisa diakses menggunakan sepeda motor (masuk melalui Pasar Padarincang) kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui pematang sawah, kebun dan menyebrangi sungai dengan jarak tempuh kurang lebih 1 Km.
Medannya tidak terlalu berat namun harus berbasah-basahan ketika menyebrangi sungai.
Tiket masuk area air terjun untuk saat ini dipatok dengan harga cukup murah Rp 2500 per orang, dimana pos-nya berada kira-kira di tengah perjalanan menuju air terjun. Di lokasi tersebut ada 2 air terjun yang jaraknya berdekatan, tingginya lumayan. Bisa dipergunakan untuk mandi-mandi, sayang pada musim sekarang ini airnya agak keruh sehingga air terjun hanya bisa dipandang mata saja.
Di sekeliling lokasi air terjun terdapat beberapa warung, mushola dan toilet yang semuanya dalam kondisi yang kurang terawat. Dari laporan pandangan mata dapat disimpulkan bahwa pemerintah kabupaten Serang tidak menggarap obyek wisata ini dengan baik. Terbukti dengan akses jalan tanah menuju lokasi dan ketiadaan lokasi parkir untuk pengunjung yang datang. Untuk saat ini tempat parkir disediakan untuk motor oleh penduduk sekitar dan dikelola secara sendiri-sendiri menggunakan area halaman rumah warga yang seadanya.
Petunjuk menuju area wisata juga tidak ada sehingga pengunjung harus rajin bertanya kepada penduduk sekitar untuk mengetahui keberadaan lokasi air terjun tersebut. Bila Pemda setempat mau, saya yakin Curug Cigumawang bisa dijadikan sebuah objek wisata andalan Banten bukan cuma mengandalkan objek wisata pantai seperti selama ini.
Sumber : http://farida-hartati.blogspot.com/2009/03/curug-cigumawang-sebuah-potensi-yang.html
ngarang dan menyesatkan deh
ReplyDeletecigumawang bukan berarti bawang
dalam bahasa sunda, seperti halnya kata "gumeulis" dari kata "geulis". "gumantung" dari kata "gantung", "gumaseum" dari kata "aseum"
begitu juga "gumawang" dari kata "awang" yg bisa diartikan bayang atau juga bayangkan, ada juga yg mengartikan awang2
dimana orang tua jaman dulu yg pertama kali melihat air terjun itu menganggap tingginya tak terbayangkan
dan nama cigumawang tida bisa dipisahkan mnjadi nama gumawang, seperti nama ciomas mnjadi nama omas (adik mandra)
smoga brmanpaat
Mantaaaap
ReplyDeleteSangat bermanfaat gan