Bulan
ramadhan adalah merupakan bulan istimewa bagi orang-orang yang bertaqwa dan
ladang amal bagi orang-orang shaleh,ramadhan bulan yang agung, Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah memuliakan-Nya di banding bulan-bulan lainnya.
Bulan
dilipatgandakan pahala dan diampuninya dosa-dosa kita.Allah Subhanahu wa Ta’ala
juga memberikan kemuliaan kepada tiap sepuluh hari pada bulan ramadhan terutama
sepuluh hari terakhir ramadhan.
Sebagian
ulama membagi bulan ramadhan dengan tiga bagian,yaitu sepuluh hari pertama
ramadhan dinamakan terbukanya pintu Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada
hamba-hamba-Nya yang menunaikan shaum,Sepuluh hari kedua atau pertengahan
dinamakan Magfirah yaitu di Ampuninya-Nya segala dosa-dosa oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala, dan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan dinamakan pembebasan dari
api neraka. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadist Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam’ :
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,dimana ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Awal
bulan Ramadan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun
Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”
Dari
Salman Al-Farisi Radhiyallahu Anhu. Diceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam Berkhutbah menjelang Ramadan,diantara isi khutbah beliau,
“Siapa
saja yang memberi buka kepada orang yang shaum/puasa dengan seteguk susu,
sebiji kurma, atau seteguk air, dan siapa yang mengenyangkan orang shaum maka
ALLAH akan memberi minum dari telaga dengan satu tegukan, yang menyebabkan
tidak haus sampai masuk surga. Inilah bulan, yang awalnya adalah Rahmah,
Pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan nar (pembebasan dari api
neraka). Perbanyaklah melakukan 4 hal dalam bulan Ramadan”
Sepuluh
hari pertama di bulan ramadhan adalah awal melelahkan dan tentunya kita
berusaha beradaptasi dengan penuh kesabaran maksimal untuk melaksanakan shaum
dan mengerjakan amalan-amalan yang di cintai oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala.Para ulama memaknai sepuluh hari pertama bulan ramadhan sebagai
Rahmat,yaitu terbukanya pintu Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang diberikan
kepada hamba-hamba pilihan-Nya yang menunaikan shaum.
Dalam
khazanah tasawuf Rahmat itu ada dua macam pertama Rahmah Dzaatiyyah, yaitu
Rahmat dan Anugerah yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada semua
mahluk-Nya tanpa terkecuali dan diskriminasi.Kedua Rahmah Khushushiyyah, yaitu
Rahmat dan kasih sayang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya diberikan kepada
hamba-hamba Pilihan-Nya.Sepuluh hari pertama adalah merupakan keistimewaan
karena diturunkannya Rahmat kepada hamba-hamba yang telah ikhlas dan ridha
menunaikan shaum ramadhan dengan penuh keimanan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Salah
satu Rahmat dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada
hamba-hamba-Nya yang shaum dengan Iman dan taqwa yaitu disediakan salah satu
pintu masuk ke dalam surga yang tidak dilalui oleh siapapun kecuali para ahli
shaum
“Dari
Sahal bin Sa’ad Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
Bersabda “Sesungguhnya di Surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan;
masuk dari pintu tersebut ahli shaum/puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk
dari pintu itu selain ahli shaum, lalu diserukan “Manakah para ahli shaum?’,
maka berdirilah para ahli shaum dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu
itu kecuali mereka yang tergolong para ahli shaum, dan apabila mereka sudah
masuk, maka pintu surga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang
diperbolehkan masuk setelah mereka .”(H.R. Bukhari dan Muslim).
Kemuliaan
dan keistimewaan bulan ramadhan disamping terkabulnya segala doa dan permohonan
hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, juga diampuni-Nya segala dosa-dosa yang
telah lalu, sehingga pada sepuluh hari kedua atau pertengahan pada bulan
ramadhan, sering dimaknai sebagai Magfirah ‘yaitu “Ampunan” segala dosa-dosa
kita yang telah lalu oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seyogiyanya kita
memanfaatkan momentum ramadhan yang penuh magfirah.dengan memperbanyak memohon
segala Ampunan-Nya.
Sepuluh
hari terakhir di bulan ramadhan yang paling utama dinamakan “Itqun Minan Nar”
(Pembebasan dari Api Neraka). Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, jika
ramadhan memasuki sepuluh hari terakhir, maka beliau semakin memaksimalkan
dalam beribadah. Beliau menghidupkan malam harinya untuk bertaqarrub
mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Diriwayatkan
Dari `Aisyah Radhiyallahu Anha. Bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
“Apabila memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Beliau menghidupkan
malam dan membangunkan anggota keluarganya dan beliau kencangkan pakaiannya”
(H.R. Bukhari dan Muslim).
“Diriwayatkan
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, (dia berkata), “Adalah Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam
kesepuluh (terakhir), yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam
lainnya.” (HR. Muslim ).
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam’ pada sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan
selalu beri’tikaf.
Demikian juga para sahabat dan isteri Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam selalu beri’tikaf, baik di masa Rasulullah masih hidup, maupun
sesudah Rasulullah wafat.Karena I’tikaf adalah merupakan penyempurnaan ibadah
shaum di bulan ramadhan, terlebih “Itqun Minan Nar” yaitu “Pembebasan dari Api
Neraka”.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Diriwayatkan
Dari `Aisyah Radhiyallahu Anha. Bahwa” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
selalu Beri`tikaf di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hingga ajal
menjemputnya, kemudian sunnah ini dihidupkan lagi oleh isteri-isteri Rasulullah
selepas kematiannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Sepuluh
hari terakhir malam bulan ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih Allah
Subhanahu wa Ta’ala. karena disaat itulah datangnya malam Lailatul Qadar
didalamnya sarat dengan keutamaan yang bisa didapatkan pada waktu-waktu
tersebut diantaranya yaitu :
a.Malam
lailatul qadar yang sangat dinantikan untuk didapatkan oleh orang-orang yang
melaksanakan ibadah shaum dengan penuh keimanan dan mengarap ridha Allah
Subhanahu wa Ta’ala , karena pada malam tersebut siapa saja yang beribadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh keimanan kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, maka nilai ibadahnya sama dengan bernilai ibadah selama seribu
bulan.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Sesungguh
Kami menurunkan Al Quran pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) tahukah engkau
apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari
seribu bulan, Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan, Malam itu (penuh)
kesejahteraan hingga terbit fajar.” (Q.S. Al Qadar : 1-5)
b.Malam
lailatul qadar disamping bernilai ibadah seribu bulan, juga ketika mendapatkan
saat-saat waktu tersebut disunnahkan untuk memperbanyak doa, karena saat
tersebut adalah yang tepat (mustajab),karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyediakan saat-saat yang tepat dan cepat terkabulnya doa kepada hamba-hamba
yang memohon segala harapannya kepada Allah Subhanu wa Ta’ala. Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam menganjurkan kita umatnya berdoa dan memohon
segala Ampunan saat malam lailatul qadar.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Diriwayatkan
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha” Bahwa beliau bertanya “ Wahai Rasullullah , apa
pendapatmu jika aku mengetahui bahwa malam ini adalah lailatul qadar, apa yang
harus aku ucapkan? Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda:
“Ucapkanlah: “ALLAHUMMA INNAKA AFUWWUN TUHIBBUL AFWA FA’FU ‘ANNI” (Ya Allah
Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta maaf, maka Ampunilah
Saya.” (H.R. At Tirmidzi (3760),Ibnu Majah (3850),Dari Aisyah Radhiyallahu Anha
‘sanad Shahih).
c.
Keutamaan pada saat malam lailatul qadar adalah segala urusan penuh hikmah dan
keberkahan yang melimpah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh
Hikmah, ‘(yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah
Yang mengutus Rasul-rasul, ‘ Sebagai Rahmat dari Rabb-Mu. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S Ad Dukhaan : 3 – 6)
d.
Dalam Sebuah Hadist shahih Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’menganjurkan
menunaikan qiyamullail di malam lailatul qadar.
Rasulullah
Shalallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
“Barangsiapa
melakukan shalat malam (qiyamullail),pada lailatul qadar karena iman dan
mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
amiin yaa robbal'alamiin .. sangat bermanfa'at
ReplyDelete